Jumat, 31 Mei 2019

Kondisi Orang Beriman dan Tidak Beriman Saat Sakaratul Maut

Kondisi Orang Beriman dan Tidak Beriman Saat Sakaratul Maut

dalam sebagian riwayat dikatakan kalau kematian ditafsirkan amat menakutkan, karena kala nyawa dicabut hendak merasa amat menyakitkan.
benarkah demikian? seseorang pakar ilmu tafsir, quraish shihab menarangkan kalau tidak selamanya kematian itu menakutkan.

karena terdapat kalanya alquran membandingkan kematian dengan tidur. sebagaimana allah berfirman
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“allah memegang jiwa (orang) kala matinya dan juga (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; hingga ia tahanlah jiwa (orang) yang telah ia tetapkan kematiannya dan juga ia membebaskan jiwa yang lain hingga waktu yang diresmikan. sebetulnya pada yang demikian itu ada isyarat kekuasaan allah untuk kalangan yang berfikir. ” (qs. az – zumar: 42)

sakitnya sakratul maut kala ajal dicabut bergantung pada perbuatan seorang.

ada aspek eksternal yang menjadikan kematian dapat lebih aman dari tidur ataupun lebih sakit dari pada sakit yang dialami dikala hidup.

“jadi aspek ekstern yang menjadikan kematian itu jadi amat aman tetapi karna aspek ekstern pula yang dapat menjadikannya amat menyakitkan, ” jelasnya dalam talk show shihabdan shihab.

sakaratul maut secara harfiah berarti mabuk karna kematian.

dalam prosesnya terdapat yang amat sakit, al – qur’an melukiskan: walaupun tara idz yatawaffal ladina kafaru almalaikatu yadhribuna wujuhahu wa adhbarahu,

“seandainya engkau mampu memandang engkau hendak memandang orang – orang yang durhaka dikala dicabut nyawanya malaikat menampar – nampar mukanya dan juga menendang – nendang ia. ”

sakaratul maut dalam konteks ini, dalam bahasa agama diucap dengan naza’ maksudnya dicabut dengan menyakitkan. ini merupakan cerminan sakaratul maut untuk orang – orang yang tidak beriman.

terdapat pula sakaratul maut yang tidak berarti naza’, tetapi ditafsirkan dengan annasyithati nasytha ialah orang – orang yang seolah dielus – elus kala hendak wafat dan juga ia hendak merasakan kenyamanan.

kondisi ini serupa kala menjelang tidur, dikala merasa mengantuk kemudian terdapat yang mengelus – elus kepala. begitulah cerminan sakaratul maut orang – orang yang beriman.

“itu yang jadi cerminan tentang kematian. dapat aman dapat pula tidak aman. aspek ekstern amal seorang itu yang menjadikannya menerima yang ini ataupun yang itu, ”

cerminan kematian yang disamakan dengan tidur, pula ada di dalam doa yang kita ucapkan kala bangun tidur alhamdulillahilladzi ahyana ba’dama amatana wa ilaihinusur maksudnya terimakasih ya allah yang telah menghidupkan berulang sehabis mematikan.

jadi demikianlah alquran menggambarkan kematian serupa tidur. hingga tidak terdapat yang butuh ditakutkan menyangkut kematian, yang butuh ditakuti apa yang terjalin sehabis kematian.

wallahu’alam.

( sumber: bincangsyariah. com )

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda