Senin, 23 September 2019

Liburan di Italia, Satu Keluarga Memilih Tidur di Jalanan dan Minum Air Keran Agar Bisa Berhemat

Liburan di Italia, Satu Keluarga Memilih Tidur di Jalanan dan Minum Air Keran Agar Bisa Berhemat

Bepergian dan liburan adalah sebuah kemewahan dan priviles bagi sebagian orang yang memiliki rejeki berlebih.
Tidak sulit untuk membayangkan bahwa liburan – apa lagi ke luar negeri – harus mempersiapkan dana yang tidak sedikit.

Dari harga tiket penerbangan dan harga untuk hotel yang pastinya tidak murah di negeri orang apabila memang ingin nyaman saat liburan.

Mungkin level liburan dengan berhemat ekstrem ini ditempuh oleh keluarga yang berasal dari Malaysia ini yang sedang berlibur di Italia, begini ceritanya.

Dilansir dari World of Buzz dan Mstar pada (20/9/2019) dalam sebuah unggahan twit di Twitter yang baru-baru ini viral, seorang warganet menceritakan sebuah kisah yang ia baca di media sosial tentang bagaimana satu keluarga mencoba melakukan backpacking ke Eropa.

Tidak berhenti disitu mereka telah merencanakan liburan backpacking itu dengan anggaran yang sangat minimalistis.

Menurut unggahan yang berjudul ‘Survival Family’, penulis asli menceritakan pengalamannya ketika bepergian ke Italia dengan istri dan anak kecilnya.

Ia menuliskan:

“Karena sudah ada air keran di sana, kita akan minum dari keran tersebut, dan kita hanya perlu makan biskuit.”

“Saya tidak ingin membayar akomodasi karena saya ingin menghemat biaya.”

“Kamar-kamar di hotel normal dapat berharga hingga 50 Euro (Rp. 800 ribu) untuk satu malam.”

“Tidur di jalanan juga gratis.”

Dia kemudian melanjutkan dengan mengatakan bahwa selama 4 hari perjalanan mereka di Milan, mereka hanya memesan hotel sekali saja.

Dengan menyewa hotel sehari mereka bisa mandi, mencuci pakaian, dan mengisi kembali persediaan makanan di sarapan yang disediakan hotel.

Pria itu juga berterima kasih kepada istri dan anak bayinya karena tidak terlalu cerewet tentang cara mereka memutuskan untuk bepergian.

Ia menambahkan:

“Alhamdulillah dia (istrinya) tidak pernah menggerutu.”

“Tapi dia pernah menangis karena punggungnya sakit karena harus membawa ransel dan bayi selama lebih dari 10 jam ketika kami tertunda di bandara.”

“Begitulah wanita, mereka perlu mengekspresikan diri, mereka tidak bisa menyimpannya.”

Belum lagi mereka menceritakan ketika mereka bertiga berjalan kaki dari hotel ke terminal bus yang terletak 5 km jauhnya, meskipun hujan deras.

Maklum, cerita itu telah memicu banyak komentar dari pengguna Twitter.

Dan sebagian besar mengkritik pria itu karena membuat keluarganya melalui kesulitan yang tidak perlu demi menghemat biaya.

Seorang pengguna Twitter berkomentar: “Orang-orang yang paling lemah adalah orang-orang yang membiarkan keluarga mereka menanggung kehidupan yang sulit demi memuaskan tujuannya sendiri.”

“Jika Anda tidak memiliki uang untuk bepergian, jangan berakhir bepergian ke negara orang lain untuk mengemis.”

Namun, pria itu menanggapi melalui media sosial untuk mengatakan bahwa apa yang telah diposting online tentang dirinya diambil sepenuhnya di luar konteks.

Karena perjalanan telah direncanakan persis seperti yang dimaksudkan, dan bahwa mereka hanya tidur di bangku taman untuk menunggu masuk ke hotel.

Dia juga menyebutkan bahwa mereka bepergian dengan semua kebutuhan penting untuk bayi mereka.

Sehingga si bayi akan merasa nyaman dan dirawat dengan baik saat liburan hemat ekstrem tersebut.

Sedangkan untuk sarapan pagi di hotel, dia menyebutkan bahwa mereka hanya mengambil sisa makanan.

Dia membantah klaim bahwa dia keluarga miskin, mengatakan bahwa dia dan istrinya sama-sama memiliki kartu kredit dan dapat membayar barang mereka butuhkan.

Tetapi ia juga mengklaim liburan ini demi mencoba cara baru dalam bepergian demi sebuah pengalaman.

Bagaimana menurut anda? Pantaskah keluarga harus tidur di pinggir jalan demi menghemat biaya liburan yang seharusnya bisa ditanggung?

Sumber: tribunnews.com

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda