Jumat, 20 September 2019

Dulu Dikeluarkan Dari Sekolah, Kini Jadi Lulusan Terbaik di Inggris. Bukti Gagal Tak Bunuh Kesukesan

Dulu Dikeluarkan Dari Sekolah, Kini Jadi Lulusan Terbaik di Inggris. Bukti Gagal Tak Bunuh Kesukesan

Jangankan dikeluarkan dari sekolah. Nilai matematika dan IPA yang tidak mencapai standar saja sudah bisa membuat kita dianggap kurang pintar.
Tidak lulus ujian nasional akan otomatis membuatmu dianggap bermasa depan suram. Padahal, ada banyak tipe kecerdasan dan kemampuan setiap orang memang berbeda.

Seperti kisah Muhammad Afiq Ismail, seorang pemuda asal Kelantan, Malaysia, yang sukses menjadi lulusan terbaik di sebuah Universitas bergengsi di Inggris.

Pasalnya, Afiq dulu sempat dikeluarkan dari SMA karena nilai jelek. Diunggah oleh akun Facebook Human of Kuala Lumpur, kisah hidup Afiq yang super inspiratif ini menjadi viral.

Wah, seperti apa perjuangan Afiq? Simak selengkapnya di sini ya~

Afiq dikeluarkan dari sekolah akibat nilai yang tak mencukupi. Terlunta-lunta karena tak ada sekolah lain yang mau menerimanya

Berhasil menjadi lulusan terbaik di kampus bergengsi di Inggris, pastinya Afiq dianggap sebagai sosok yang jenius. Mungkin nilai-nilainya sempurna sejak sekolah dasar hingga sekarang.

Namun percaya atau tidak, Afiq sempat dikeluarkan dari SMA karena hanya memperoleh nilai 4As PMR, sementara standar di sekolahnya minimal 6As PMR.

Alhasil, bersama kelima orang lainnya, Afiq keluar dari sekolah terlunta-lunta karena tak ada sekolah lain di daerahnya yang mau menerimanya kembali.

Namun kegagalan tak membuatnya berhenti. Setelah banyak upaya, akhirnya Afiq bisa sekolah lagi

Afiq dan keluarga tidak menyerah di sini. Sang Ibu mendatangi Jabatan Pendidikan Negeri atau JPA (semacam Dinas Pendidikan di Indonesia) dan minta bantuan agar anaknya diberi tempat untuk bersekolah.

Akhirnya Afiq kembali bersekolah, meskipun dia sempat dikucilkan dan dipandang rendah oleh teman-temannya. Namun, Afiq membalasnya dengan prestasi.

Nilainya yang tinggi membuat Afiq ditawari beasiswa dari JPA untuk melanjutkan kuliah di Inggris.

Setelah pergulatan panjang, akhirnya Afiq melanjutkan kuliahnya di University of Essex, dan menjadi orang pertama di kampungnya yang belajar di sana.

Kegigihannya berbuah beasiswa kuliah di Inggris. Dan ini, jadi lulusan terbaik yang membanggakan kampungnya

Perjuangan Afiq kuliah di luar negeri pun tidak mudah. Terutama soal biaya. Agar tidak merepotkan orangtuanya di kampung, Afiq bekerja part time selama 15-20 jam setiap minggunya sebagai cleaning service.

Hasil dari jerih payahnya bukan untuk bersenang-senang atau dijadikan uang jajan tambahan di samping dana beasiswa.

Melainkan ditabungnya sedikit demi sedikit dan digunakan untuk membelikan tiket pesawat kedua orangtuanya untuk menghadiri wisudanya.

Omong-omong, Afiq berhasil lulus dari University of Essex dengan gelar First Class Honors lo. Gelar ini merupakan nilai tertinggi dari gelar honors. Hard work pays off, mungkin istilah itu yang paling cocok menggambarkan kesuksesan Afiq.

Sedikit berbeda kisahnya, kita tentu ingat Andri Rizki Putra. Tak lulus SMA, dia berhasil lulusan tercepat FHUI dengan nilai cum laude

Angkatan jauh di atas Afiq, kamu mungkin pernah mendengar tentang Andri Rizki Putra yang memilih keluar dari sekolah karena kecewa atas sistem pendidikan yang penuh kecurangan.

Andra kecewa karena di sekolahnya, guru-guru membiarkan kegiatan sontek-menyontek dan bahkan membagikan kunci jawaban via SMS.

Setelah memutuskan untuk drop out, Andri melanjutkan ujian Paket C, lalu diterima di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Andri berhasil lulus dalam waktu 3 tahun dengan nilai cum laude. Andri juga melanjutkan pendidikan di Boston University dengan beasiswa LPDP lo.

Kisah ini membuktikan bahwa kegagalan bisa datang pada siapa saja. Tapi tak harus membunuh impian yang kita punya
Afiq dan Andri mungkin hanya contoh kecil dari keberhasilan yang berawal dari kegagalan. Di dunia, kita kenal banyak nama seperti Mark Zuckerberg yang juga drop out dari sekolah namun berhasil melakukan hal-hal besar.

Apa yang bisa diambil dari sini adalah bahwa kegagalan bisa menimpa siapa saja. Pun, hari sial dan hal-hal buruk adalah lumrah terjadi dalam keseharian.

Namun, tidak lantas hal itu harus membuat mimpi kita berakhir. Kegagalan tidak jadi tanda bahwa hidup sudah berakhir ataupun akan stuck di tempat yang sama, selama kita mau melakukan sesuatu untuk mengubahnya.

Yang terpenting adalah tekad dan semangat. Dengan dua hal itu, halang rintang apa pun tak membuat kita mundur
Yang bisa mengalahkan semua kejadian buruk tentu saja hanya semangat dan niat. Dengan kedua hal itu, seburuk apa pun keadaan tak membuat mimpi padam, karena kita akan terus mencari cara alternatif untuk menghadapi krisis.

Bakat dan kecerdasan itu penting, tetapi dengan tekad dan semangat tersebut, kamu bisa mengejar apa pun yang kamu inginkan. Kalau gagal? Ya bangkit lagi.

Kisah Afiq membuktikan bahwa kegagalan adalah episode yang normal dalam kehidupan. Namun, tidak seharusnya hal itu menjadi titik kemunduran ataupun alasan untuk berhenti berjuang dan mencapai impian.

Sumber: hipwee.com

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda