Rabu, 25 September 2019

Sunnahkah Menghitung Zikir Dengan Tangan?

Sunnahkah Menghitung Zikir Dengan Tangan?

BincangSyariah.Com – Pernah menyaksikan orang yang berdzikir dengan meletakkan ujung jempol pada setiap ruas jari? Atau menghitung dzikiran dengan jari yang digenggam kemudian dibuka satu persatu? begitulah cara sebagian orang menghitung jumlah dzikir dalam satuan hitungan. Dalam kitab Nataij Al Afkar fi Takhrij Ahadis Al Azkar hitungan seperti itu dikenal dengan istilah “al’aqd”, yaitu sebuah cara dalam menghitung jumlah dzikir.

Sejumlah riwayat menunjukkan bahwa Rasulullah menghitung tasbih dengan tangannya. Beliau juga memerintahkan sahabatnya untuk menghitung tasbih dengan tangan. Dari Abdullah bin Amr, ia berkata:

رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُ التَّسْبِيحَ بِيَدِهِ

“Saya melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menghitung dzikir beliau dengan tangannya.” (HR. Abu Daud)

Keterangan di atas menggambarkan bahwa Rasulullah menggunakan teknis menghitung dzikir dengan menggunakan tangan. Beliau juga memerintahkan sahabat untuk mengikuti caranya dalam menghitung dzikiran dengan tangan. Dari Yusairah binti Yasir Radhiyallahu ‘Anha –salah seorang wanita muhajirah- berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda kepada kami sebagai berikut:

عَلَيْكُنَّ بِالتًّسْبِيحِ، وَالتَّهْلِيلِ، وَالتَّقْدِيسِ، وَاعْقِدْنَ بِاْلانَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْؤُلاتٍ مُسْتَنْطَقَاتٍ، وَلا تَغْفُلْنَ فَتَنْسَيْنَ الرَّحْمَةَ‏

“Hendaknya kalian bertasbih, bertahlil, dan bertaqdis (mensucikan). Dan hitunglah dengan jari jemari, karena itu semua akan ditanya dan diajak bicara, janganlah kalian lalai yang membuat kalian lupa rahmat.” (HR. Ahmad)

Berdasarkan keterangan di atas, beberapa ulama menganjurkan untuk menghitung dzikir dengan tangan, baiknya dengan tangan yang kanan. Namun untuk kondisi yang sekarang, mungkin tangan bisa tergantikan dengan tasbih digital, yang sama berfungsi untuk menghitung bacaan dzikir seseorang. Hikmah lain yang didapat adalah ruas jari-jari tangan dan alat lainnya yang digunakan dalam menghitung dzikir tersebut akan bersaksi di hadapan Allah kelak di hari akhir.

Alhasil, menghitung bacaan dzikir hukumnya adalah sunnah, akan mendapatkan imbalan yang agung jika kita mau mengamalkannya. Cara menghitung dzikir yang Rasulullah contohkan kerap menjadi kebiasaan di kalangan umat Islam secara turun temurun, yang merupakan salah satu iqtida (percontohan) kepada Rasulullah. Cara tersebut tidak hanya dipraktekkan setelah usai melaksanakan shalat saja, melainkan bisa kapan saja dan dimana saja. Dengan demikian kita bisa menghitung dzikiran tersebut dalam kondisi apapun.

Sumber : bincangsyariah.com

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda