Jumat, 27 September 2019

Saat Masuk Islam, Benarkah Dosa-dosa Terdahulu Terhapus?

Saat Masuk Islam, Benarkah Dosa-dosa Terdahulu Terhapus?

BincangSyariah.Com – Setiap orang yang baru masuk Islam dikenal dengan mualaf. Hidayah yang datang kepada setiap mereka yang mualaf berbeda-beda. Ada yang mulus dan ada pula yang berliku sampat medapatkan tantangan keras dari keluarga besar. Namun berkat keyakinan yang kuat, lika liku tersebut bisa dilalui dengan baik.
Hidayah seseorang memang hanya dalam kendali Allah. Siapa saja yang Allah beri petunjuk kepada Islam, maka tak ada satupun yang bisa menghalanginya, begituun sebaliknya. Tak ada seorangpun yang bisa memberikan petunjuk dan hidayah kecuali Allah, bahkan kepada orang terkasih pun. Dalam QS Al Qashah ayat 56 Allah mengingatkan:

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”

Beruntunglah orang yang mendapat hidayah Islam. Tidak hanya diistimewakan dengan hidayah yang datang, melainkan Allah jadikan Islam sebagai mahar untuk menghapuskan dosa-dosa dan kesalahan yang pernah dikerjakannya dahulu. Jika seorang non muslim sudah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, maka Allah ampunkan dosa-dosa terdahulunya.

Dengan demikian, terjawab sudah jika ada seseorang yang masih bertanya “benarkah dengan masuk Islam, terhapuslah segala dosa-dosa terdahulu?” karena sesungguhnya Allah benar-benar menjadikan orang yang beru masuk Islam sebagai manusia yang suci dari segala dosa. Penjelasan tersebut berdasarkan  hadis rieayat dari ‘Amr bin al-‘Ash  yang menceritakan saat dirinya masuk Islam. Beliau berkata,

لَمَّا جَعَلَ اللَّهُ الإِسْلامَ فِي قَلْبِي أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقُلْتُ : ابْسُطْ يَمِينَكَ فَلأُبَايِعْكَ . فَبَسَطَ يَمِينَهُ ، قَالَ : فَقَبَضْتُ يَدِي . قَالَ : مَا لَكَ يَا عَمْرُو ؟ قَالَ : قُلْتُ : أَرَدْتُ أَنْ أَشْتَرِطَ . قَالَ : تَشْتَرِطُ بِمَاذَا ؟ قُلْتُ : أَنْ يُغْفَرَ لِي . قَالَ : أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ الإِسْلامَ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ

“Ketika Allah menjadikan Islam dalam hatiku, aku mendatangi Nabi, aku berkata: bentangkanlah tanganmu, aku akan berbai’at kepadamu. Maka Nabi membentangkan tangan kanannya. Dia berkata: maka aku tahan tanganku (tidak menjabat tangan Nabi ). Nabi  bertanya: Ada apa wahai ‘Amr? Dia berkata: Aku ingin meminta syarat.

Nabi bertanya: Apakah syaratmu? Maka aku berkata: Agar aku diampuni. Maka Nabi  berkata: Apakah engkau belum tahu bahwa sesungguhnya Islam itu menghapus dosa-dosa yang dilakukan sebelumnya.” (HR. Muslim)

Sumber : bincangsyariah.com

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda