Kamis, 22 Agustus 2019

Cerita Ricky, Raup Omzet Ratusan Juta dari Jual Sate Lipan, Ekspor Hingga ke Vietnam

Cerita Ricky, Raup Omzet Ratusan Juta dari Jual Sate Lipan, Ekspor Hingga ke Vietnam

Seseorang laki – laki berkemeja menyongsong dengan ramah dikala disambangi di rumahnya di dusun belimbing, desa melati ii, kecamatan perbaungan, serdang bedagai, senin (12/8/2019).
ia bernama ricky santri kurniawan (22). pemuda ini lah yang pada dini agustus kemudian mengekspor 100. 000 ekor lipan (kelabang) ataupun dekat 460 kg ke vietnam.

di balik rumahnya, nampak banyak aktivitas ‘nyate’ lipan dicoba oleh beberapa pekerja. nampak seorang mengangkut papan kayu dari atas tungku yang berasap.

di atas papan itu, ada ratusan sate lipan yang sudah kering. lipan – lipan itu nantinya yang hendak dikirim pada bulan ini ke vietnam.

2 wanita paruh baya duduk selonjoran di atas bale – bale pula nampak padat jadwal menyelipkan sebatang potongan pelepah sawit runcing ke kepala dan juga ekor lipan yang sudah mati lemas. di sisi yang lain, 2 wanita muda pula tidak kalah sibuknya.

satu persatu lipan diukur panjangnya. disisihkan lipan yang tubuhnya cacat, cuma lipan berbadan utuh yang disate. lipan – lipan itu tubuhnya dingin sehabis satu malam ditaruh di lemari pendingin.

lina, seseorang pekerja berkata ia sudah lebih dari 5 tahun kemudian bekerja menyate lipan.

“ini seluruh sudah mati kedinginan. bahwa hidup, tidak harus berani lah, dapat demam bahwa kena sengatannya. tetapi dapat buat buat gemukkan tubuh lah bisanya, ” katanya sembari tertawa.

titin, pekerja yang lain berkata, di waktu tertentu, jumlah lipan yang disate dapat menggapai ribuan.

“bisa saja itu bahwa lagi banyak. satu hari kerja dari jam 09. 00sampai sore kita mengerjakan 2. 000 – 3. 000 ekor per hari, ” ucapnya.

merintis sate lipan
owner usaha, ricky berbagi cerita sampai kesimpulannya dapat mengekspor lipan ke vietnam.

baginya, apa yang dikerjakannya dikala ini merupakan meneruskan yang sudah dikerjakan bapaknya, rusmin (50) semenjak 1986 yang kemudian. lipan ataupun kelabang amat gampang ditangkap di daerahnya yang bersebelahan dengan kebun sawit.

“di kebun sawit itu banyak, ataupun di daun – daun kering kakao, banyak itu. tetapi jumlah tangkapan itu kan soal rezeki pula, ” katanya.

baginya, ia merupakan salah satu dari dekat 10 pengumpul lipan. mencari lipan, kata ia, dicoba oleh 80 % petani ataupun buruh tani setelah itu menjualnya kepadanya.

lipan dibeli dari petani dengan harga rp1. 500 per ekor. tiap hari ia dapat memperoleh banyak lipan dari petani.

tetapi buat dikala ini, jumlahnya tidak begitu banyak karna banyak petani tengah padat jadwal menanam dan juga memanen padi.

sedangkan jumlah tangkapan lipan tidak menentu. dapat aja sekali waktu petani menangkap sebagian ekor aja, tetapi di dikala tertentu dapat menangkap sampai 60 – 80 ekor.

lipan yang terkumpul sudah tidak mempunyai dapat lagi. karena, petani yang menangkapnya langsung mematahkan 2 capit di penggalan kepala.

dapat lipan dapat menimbulkan pembengkakan sampai demam. tetapi, bila dapat dikeluarkan, tidak hendak berimbas banyak.

“lipan itu kita kumpulkan kemudian dimasukkan di freezer. itu masih hidup, tetapi sudah lemas. besoknya kan sudah mati, kemudian diurai dengan air sehabis itu disate lah serupa itu dengan potongan pelepah sawit, ” katanya.

sehabis itu, lipan disusun di atas papan kawat buat berikutnya dikeringkan di atas perapian ataupun bara sepanjang sebagian jam. lipan yang sudah kering itu setelah itu disusun di dalam boks styrofoam.

ricky meningkatkan, ia secara penuh menanggulangi lipan ini semenjak 2015. ia mengiklankan terima jual beli lipan di media sosial buat melebarkan pemasaran yang sepanjang ini dicoba di medan, jakarta dan juga surabaya.

“saya tidak ketahui ini lipan di situ (vietnam) diperuntukan apa. tetapi bahwa di mari buat pakan ikan arwana. terdapat pula yang bilang buat obat kokoh, tidak ketahui lah, ” katanya.

ricky benar baru mengekspor lipan ke vietnam. omzetnya terbilang menggiurkan. buat satu kilo lipan yang dikirim dijual dengan harga rp 1, 2 juta. ricky dapat mengirimkan sampai 460 kg. bila dihitung kesat, omzetnya dapat menggapai ratusan juta.

itu belum dihitung pengiriman ke surabaya dan juga sebagian wilayah yang lain.

pengiriman ke surabaya dekat 30. 000 ekor per minggu, sebaliknya ke jakarta 5. 000 ekor per minggu. satu ekor lipan dihargai rp 2. 000. lipan yang di idamkan bukan lipan hidup melainkan lipan kering.

ekspor ke vietnam ini seorang diri terjalin sehabis buyer dari vietnam tiba seorang diri ke rumahnya dan juga memandang langsung.

“ekspor kemarin buyer itu seorang diri tiba ke mari. ia amati benda kita, dibilang ia, ini produk tersadu yang aku amati. sehabis itu lah kemudian ngajak kerjasama. jumlahnya berapapun dapat masuk ke situ, ” katanya.

kegiatan pengumpulan lipan pula dicoba oleh dekat 10 – 20 orang yang lain. tetapi yang mengekspornya, ia merupakan yang kesatu.

tidak hanya di desa melati, di desa bingkat, lestari dadi, sukasari, jatimulya di kecamatan pegajahan, kecamatan dolok masihul pula terdapat pengumulan lipan.

bapak ricky, rusmin (50) berkata, ia sudah mengawali usaha lipan semenjak 1986. dikala itu, lipan dengan gampang didapatkan di kebun kakao.

bersamaan terus menjadi berkurangnya tumbuhan kakao, pencarian lipan beralih ke kebun sawit.

“lipan itu buat pakan ikan arwana. banyakan dibawa ke medan lah di jalur thamrin, semisal. bahwa di luar sumut ya ke jakarta dan juga surabaya, ” katanya.

dedi susanto, seseorang pencari lipan berkata, mencari lipan sesungguhnya merupakan pekerjaan yang beresiko mengingat lipan menggambarkan hewan yang mempunyai dapat.

ia sempat tersengat dapat di tangannya sampai bengkak sepanjang 3 hari.

“memang beresiko, tetapi cemana lagi mata pencaharian kita dari lipan. ini kita nangkapnya gunakan parang babat. kita ambil kepalanya, bisanya kita buang dengan kuku. satu hari kadangkala dapat 20 ekor, ” ucapnya.

( sumber: kompas. com )

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda