Sabtu, 15 Juni 2019

Inilah Sifat Manusia yang Lebih Berbahaya Ketimbang Dajjal

Inilah Sifat Manusia yang Lebih Berbahaya Ketimbang Dajjal

Allah menciptakan dajjal dengan kelebihan juga kekurangan masing-masing di dalam diirnya.
Ketika turun kebumi ia akan dikalahkan oleh Nabi Isa Asa, salah satu agar tidak terkena ftnah dajjal adalah cengan cara memeprtebal keimanan kita juga meyakini bahwaa Hanya Allah Tuhan kita yang berhak disembah.

Tak ada Tuhan selain Allah juga gak ada daya apapun atau kekuatan apapun serta rekayasa untuk menolak sesuatu apapun kecuali atas Izin Allah semata.

Bagi orang yang memiliki keimanan yang kuat maka ia akan mempu menolak rayuan dajjal yang bisa menjerumuskan.

Sebab orang yang beriman menyadari bahwa dajjal adalah ciptaan Allah yang memiliki kekurangan juga kelemahan sehingga tidak pantas jika disebut Tuhan.

Dikutip dari sebuah hadis Imam al-Mundziri dalam at-Targib wat-Tarhib menjelaskan bahwa ada yang lebih menghawatirkan daripada fitnah Dajjal,


عن ربيح بن عبد الرحمن بن أبي سعيد الخدري عن أبيه عن جده قال خرج علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم ونحن نتذاكر المسيح الدجال فقال ألا أخبركم بما هو أخوف عليكم عندي من المسيح الدجال فقلنا بلى يا رسول الله فقال الشرك الخفي أن يقوم الرجل فيصلي فيزين صلاته لما يرى من نظر رجل. رواه ابن ماجه والبيهقي
Diriwayatkan dari Rabih bin Abdurrahman bin Abi Sa’id al-Khudri, dari Ayahnya, dari kakeknya berkata:”Rasulullah menemui kami yang sedang membahas tentang al-Masih Dajjal, lantas beliau bersabda: ‘Saya akan memberikan kabar kepada kalian tentang hal yang menakutkan daripada fitnah al-Masih Dajjal. Kemudian kami menjawab:’iya wahai Rasulullah.’ Lalu Rasulullah menjelaskan:’ Syirik yang samar (riya’ atau pamer) yaitu ketika seseorang shalat kemudian memperindah shalatnya karena sedang dilihat oleh orang lain.” (HR. Imam Turmudzi dan Imam Baihaqi)

Dari hadis diatas djelaskan bahwa orang yang suka pamer, riya’ sangat merugikan juga membahayakan sebab amal baik tidak akan diterima oleh Allah SWT.

Rasulullah SAW pun lebih menghawatirkan umatnya yang riya’ dan suka pamer dari pada fitnah dajjal.

Sehingga jika ingin perbuatan baik kita diterima oleh Allah maka lakukan dengan ikhlas.

Untuk mencapai keikhlasan maka kita harus melalui pembelajaran juga melatih beramal ketika berada dalam keramaian juga ketika sendirian. Sehingga hinaan atau pujian tidak akan berpengaruh baginya. [islami.co]

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda