Jumat, 13 September 2019

Ditolak Berutang Rokok, Anak Pedangdut Senior Serang Pemilik Warung Pakai Samurai & Pecahan Kaca

Ditolak Berutang Rokok, Anak Pedangdut Senior Serang Pemilik Warung Pakai Samurai & Pecahan Kaca

HR diduga anak dari pedangdut senior ternama ngamuk karena ditolak berutang empat bungkus rokok di sebuah warung kelontong di Kramat Jati, pada Kamis (12/9/2019).
Tak cuma itu, HR bahkan menyerang pemilik warung kelontong tersebut, Junaidi (48) dengan sebuah samurai.

Ditemui TribunJakarta.com, Junaidi menceritakan kronologi penyerangan tersebut.

Junaidi mengatakan awalnya asisten rumah tangga (ART) HR, yang datang ke warungnya dan ingin berutang empat bungkus rokok.

Namun permintaan tersebut ditolak oleh Junaidi.

Tak berselang lama, HR langsung mendatangi warung kelontong tersebut sambil membawa samurai.

“Tersangka itu mau ngutang rokok, empat bungkus atau tiga bungkus saya bilang sebanyak segitu enggak ada. Eh dia balik lagi, si pembantunya bilang ke dia (HR) enggak bisa,” kata Juaidi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (11/9/2019).

Junaidi mengaku tiba-tiba HR mengayunkan samurainya ke arahnya, yang saat utu tengah duduk bersantai.

“Saya lagi duduk langsung disambit, ditebas begitu. Saya ngeles, terus kena meja senjata itu jatuh saya lempar ke atas (genteng). Yang bawa samurai anak buahnya,” ujarnya.

Serangannya berhasil dihindari Junaidi, HR kemudian melemparkan meja berukuran besar hingga memecahkan kaca warung kelontong itu.

HR lantas mengambil pecahan kaca tersebut, dan kembali berusaha menyerang Junaidi.

“Saya mau ditusuk sama kaca, kaca yang sudah hancur, yang panjang. Saya dilempar-lemparin akhirnya saya loncat terus kabur,” tuturnya.

HR rupanya tak sekedar menyerang Junaidi menggunakan samurai, dan menusuk korban dengan pecahan kaca.

Dia juga merusak warung kelontong Junaidi, menendang pagar rumah warga, memecahkan sekitar empat pot dan menjungkirbalikkan satu gerobak.

“Habis mau nebas kepala dan nusuk saya dia menghancurkan pagar rumah warga. Pagarnya ditendang sampai jebol, pot dibanting, gerobak diterbalikin,” ujarnya.

Bercak darah HR yang membekas di warung Junet
Junaidi yakin HR merupakan anak artis karena orang tua pelaku sejak lama memang tercatat sebagai warga Jalan Usaha sejak lama.

Namun pria paruh baya itu enggan membeberkan nama dan sosok orang tua HR.

“Pokoknya dia anak orang terkenal lah, artis. Semua juga tahu dia anak siapa lah,” kata Junaidi.

Junaidi mengungkapkan di saat HR menyerang, ia juga mengatakan tanah yang ditempati pemilik warung itu adalah miliknya.

“Dia bilang ‘Awas lo ya, ini tanah, tanah gue’ Padahal warung ini tanah nenek saya,” tuturnya.

Gerobak yang diterbalikan HR
Menurutnya HR mengamuk sejak pukul 19.30 WIB hingga 21.00 WIB.

Junaidi menyebut tak ada warga yang berani menegur tindakan beringas HR karena saat kejadian dia menenteng senjata tajam jenis samurai.

“Dia bawa samurai, enggak tahu samurai atau golok. Tapi panjangnya sekitar satu meter. Dia ngamuk cukup lama, jadi bertahap. Karena bawa senjata ya warga pada takut lah,” kata Junaidi.

Tim Jatanras Polda Metro Jaya Sambangi Rumah HR
Tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya menyambangi rumah HR, pelaku penyerangan pemilik warung di Jalan Usaha, Kelurahan Cawang yang disebut merupakan anak penyanyi berinisial ES.

Mobil Jatanras berpelat 939 VII yang ditumpangi Aiptu Jacklyn Choppers tiba pada Kamis (12/9/2019) sekira pukul 22.52 WIB dan langsung masuk ke halaman kediaman HR.

Setelah turun dari mobil Jacklyn tampak berbincang dengan seorang perempuan, sementara anggota lainnya meminta keterangan Junaidi (48) selaku korban penyerangan HR.

Namun beberapa saat Jacklyn masuk ke rumah HR, pintu gerbang kediaman pelaku yang menyerang Junaidi dengan samurai dan pecahan kaca segera tertutup rapat.

“Tolong di luar dulu mas, enggak boleh masuk,” kata seorang anggota Polri kepada wartawan di Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (12/9/2019).

Selama Jacklyn berbincang dengan pihak keluarga HR, anggota Jatanras lainnya meminta keterangan dari Junaidi dan saksi lain terkait kronologis kejadian.

Junaidi yang awalnya hendak membuat laporan ke Polres Metro Jakarta Timur mengurungkan niatnya dan memilih memberi keterangan kepada anggota Jatanras.

“Enggak jadi bikin laporan dulu, polisi sudah keburu datang. Tadinya sih saya mau bikin laporan di Polres,” ujarnya kepada wartawan.

Kepada anggota Jatanras, dia menuturkan petaka yang menimpa berawal saat menolak permintaan pembantu HR berhutang empat bungkus rokok di warungnya.

Penolakan Junaidi yang dilaporkan pembantunya HR membuat pelaku marah dan keluar dari rumahnya menenteng samurai.

“Saya lagi duduk di warung, tiba-tiba HR nyerang bagian kepala saya pakai samurai pak. Untung saya bisa ngeles, jadi enggak kena. Bekas sabetan samurainya masih ada di kusen,” cerita Junaidi kepada anggota Jatanras.

Selain meminta keterangan warga, anggota Jatanras tampak mengambil gambar pagar yang rusak ditendang, pot bunga yang dibanting, dan gerobak yang dijungkirbalikkan HR.

Baru sekira pukul 00.26 WIB mobil yang dinaiki Jacklyn dan anggota Jatanras lainnya meninggalkan rumah HR dengan kaca belakang mobil tertutup rapat.

“Katanya sih HR sama pembantunya dibawa, tadi polisi juga nyari samurai yang dipakai buat nyerang saya. Karena pas kejadian saya buang samurainya ke genteng, tapi habis itu diambil sama pembantunya,” ujar Junaidi.

Sayang hingga mobil yang dinaiki Jacklyn meninggalkan lokasi tak ada pihak yang bersedia memberikan keterangan resmi kepada wartawan.

Kanit Reskrim Polsek Kramat Jati Iptu Dicky yang tiba di lokasi sekira pukul 23.30 WIB dan sempat masuk ke rumah HR pun enggan memberi keterangan.

“Silakan tanya ke Polda saja, karena yang datang tadi (anggota Jatanras) dari Polda. Jadi bukan saya yang menangani,” kata Dicky sembari berlalu meninggalkan wartawan.

Sumber: tribunnews.com

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda