Rabu, 11 September 2019

Hikmah Kecelakaan Mobil di Nganjuk, Perkataan Sebagian dari Doa

Hikmah Kecelakaan Mobil di Nganjuk, Perkataan Sebagian dari Doa

Perumpaan berupa perkataan sebagian dari doa adalah benar adanya.
Setidaknya pepatah lawas ini menjadi hikmah dari kecelakaan mobil yang menewaskan penumpangnya di Nganjuk, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Video sebelum kecelakaan sempat terekam dan viral di media sosial (medsos) setelah diunggah akun Twitter @Ibaass_ .

Dalam keterangan video tersebut dijelaskan, momen sebelum kecelakaan, salah seorang penumpang bercelutuk “kecelakaan”.

Setelah mengucapkan hal itu, mobil yang ditumpanginya langsung mengalami kecelakaan.

Terlepas dari kasus kecelakaan tersebut, hikmah yang bisa dipetik yaitu jangan sembarangan berucap. Sebab ada pepatah mengatakan bahwa perkataan sebagian dari doa.

Dalam Islam pun dibenarkan pepatah tersebut. Seperti dijelaskan Ustadz Fauzan Amin, ada baiknya kita sebagai umat beragama menjaga lisan.

“Hati-hati dengan ucapan, karena itu doa. Terutama ucapan orangtua, lebih-lebih seorang ibu. Sebab, jika dia sudah terlalu jengkel melihat perilaku buruk anaknya, dan tak sengaja bersumpah, maka itu bisa dikabulkan Allah SWT,” tuturnya kepada Okezone, Selasa (10/9/2019).

Ustadz Fauzan yang juga merupakan Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadis Indonesia menambahkan, dalam Surat Al-Isra Ayat 53 telah diatur mengenai cara manusia berucap:

وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا
“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”

Rasulullah SAW bersabda:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
“Tiga golongan orang yang doanya dikabulkan, yang tidak ada keraguan padanya, mereka ialah [1] doa orang yang dizholimi, [2] doa orang yang sedang safar, dan [3] doa (buruk) orang tua kepada anaknya.” (HR. Abu Dawud no. 1536, Tirmidzi no. 1906, Al Bukhori dalam Adabul Mufrod no. 32).

Dengan begitu, sambung Ustadz Fauzan, kita harus hati-hati dalam berucap, terlebih kalimat buruk, karena takut hal itu malah didengar Allah dan terkabul langsung. Sebab sekali lagi, perkataan sebagian doa.

Rasulullah bersabda:

فليقل خيرا او ليصمت
“Berkatalah yang baik-baik atau pilih diam.”

Adab Dalam Perjalanan
Selain mengetahui bagaimana omongan adalah doa, dari kasus kecelakaan mobil di Nganjuk itu kita bisa belajar bahwa adab dalam perjalanan itu memang penting dan sebisa mungkin dijaga.

Sebab, bagaimana pun perjalanan jika diridoi Allah SWT maka akan lebih lancar dan diberkahi.

Ustadz Fauzan menjelaskan tujuh adab dalam perjalanan yang bisa diterapkan umat Islam agar perjalanan selalu dilindungi Allah SWT. Adab tersebut yakni:

1. Niat
Jika perjalanan baik seperti jihad, silaturahim, belajar, dan semacamnya, maka di sunahkan berdoa.

Walau pun perjalanan mubah seperti nonton bola, rekreasi, bacalah doa agar tetap dapat berkah.

2. Berdoa Sebelum Naik Kendaraan
Rasulullah SAW mengajarkan untuk berdoa sebelum menggendarai sesuatu. Begini doanya;

(سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَـهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ) اَلْحَمْدُ لِله اَلْحَمْدُ لِلََّهِ اَلْحَمْدُ لِله ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ ، سُبْحَانَكَ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami (pada hari kiamat). Segala puji bagi Allah (3x), Allah Maha Besar (3x), Maha Suci Engkau, ya Allah! Sesungguhnya aku menganiaya diriku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

3. Berdoalah Jika Kendaraan Bermasalah
Jika kendaraan Anda menemukan kendala, maka bacalah doa. Rasulullah melarang kita mengumpat ‘setan’ ketika tergelincir. Rasulullah mengajarkan kita untuk mengucapkan, “Bismillah”.

Usamah bin Umair menceritakan, “Aku pernah dibonceng Nabi SAW, lantas tunggangannya tergelincir, maka aku berkata, ‘tergelincirlah setan.’ Maka Nabi berkata; Janganlah kamu katakan tergelincirlah setan. Jika kamu berkata demikian, dia (setan) akan membesar hingga sebesar rumah, dan berkata ‘Dengan kekuatanku.’ Akan tetapi katakanlah, ‘bismillah’. Jika kamu berkata demikian, dia akan mengecil hingga sekecil lalat.’” (HR. Abu Dawud)

4. Memilih Kendaraan yang Baik Serta Merawatnya
Ini berlaku pada semua jenis kendaraan. Dulu Nabi memastikan kondisi unta yang dinaiki harus cukup sehat dan kuat. Maka dalam konteks hari ini, mobil atau motor harus fit dan cukup bensin sebelum dikendarai.

Allah SWT berfirman,

وَتَحْمِلُ أَثْقَالَكُمْ إِلَى بَلَدٍ لَمْ تَكُونُوا بَالِغِيهِ إِلا بِشِقِّ الأنْفُسِ إِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (٧)وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لا تَعْلَمُونَ
“Dan ia (hewan ternak) mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah payah. Sungguh, Rabbmu Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. An-Nahl: 7-8)

5. Berdzikir Safar
Isilah perjalanan atau safar Anda dengan memperbanyak dzikir. Jabir RA berkata, “Kami bertakbir ketika melewati jalan yang naik, dan bertasbih ketika melewati jalan yang turun.” (HR. Al-Bukhari)

Maksudnya adalah ketika menaiki tempat-tempat yang tinggi mengucapkan: “Allahu Akbar”, dan ketika menuruni tempat-tempat yang lebih rendah mengucapkan: “Subhanallah”.

Bertakbir manakala menaiki tempat yang tinggi akan membuat kita merasakan kebesaran Allah Ta’ala serta keagungan-Nya.

Sedangkan bertasbih ketika menuruni tempat yang rendah akan membuat kita merasakan kesucian Allah Ta’ala.

6. Mohon Keselamatan Perjalanan
Allah berfirman,

وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلا إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الإنْسَانُ كَفُورًا
“Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang (biasa) kamu seru, kecuali Dia. Tetapi ketika Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling (dari-Nya).” (QS. Al-Isra: 67)

7. Jangan Bebani Kendaraan Melebihi Kapasitas
Rasulullah SAW pernah memboncengkan sebagian sahabatnya seperti Mu’adz, Usamah, Al-Fudhail, begitu juga memboncengkan ‘Abdullah bin Ja’far dan Hasan atau Husain bersama-sama, semoga Allah Ta’ala meridhai mereka semua.

Membebani kendaraan melebihi daya angkut yang telah ditetapkan merupakan suatu bentuk kedzaliman dan perbuatan berlebihan dan tidak proporsional.

Sumber: okezone.com

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda